Skip to main content

5 tips mengembangkan bisnis start up untuk pemula

5 tips mengembangkan bisnis start up untuk pemula

Bisnis start up umumnya adalah sebuah entitas usaha yang beroperasi sama dengan unit bisnis lainnya. Namun, istilah bisnis start up dikenal sebagai tahapan awal sebuah usaha yang Anda realisasikan saat ini.

Meskipun beroperasi layaknya sebuah usaha konvensional, bisnis start up punya tujuan yang sedikit berbeda saat didirikan. Jenis usaha ini condong untuk mengembangkan dan menguji model bisnis inovatif. Oleh karena itu, Anda biasa menemukan bisnis ini beroperasi dalam bidang teknologi atau sektor terkait teknologi. 

Memahami bisnis start up

Salah satu tujuan yang cukup populer dalam menjalankan bisnis start up adalah menciptakan produk atau layanan yang inovatif. Hal tersebut diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat luas dan mendorong pertumbuhan ekonomi sosial yang pesat. Meskipun begitu, bisnis tetap perlu memastikan pendapatan yang terus berkembang demi peningkatan usaha. 

Tips mengembangkan bisnis start up

Tips mengembangkan bisnis start up

Dengan tujuan untuk berinovasi, kadang pengusaha merasa sulit untuk mengembangkan bisnis start up ke tingkatan yang menguntungkan. Bukan rahasia umum kalau jenis bisnis satu ini cukup mengandalkan pendanaan dari investor dan juga venture capitalist. Namun, bukan berarti kondisi yang lebih stabil di masa depan tidak bisa tercapai.

1. Riset pasar 

Riset pasar yang Anda lakukan secara komprehensif bermanfaat untuk untuk memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan potensial sebagai bagian pengembangan produk. Selain itu, dengan langkah ini Anda juga bisa merancang strategi dalam memanfaatkan peluang pasar yang ada.

2. Manfaatkan jaringan

Pelaku usaha start up perlu untuk meningkatkan jaringan profesional. Memanfaat hubungan baik dengan investor dan mitra potensial dapat memberikan sumber daya tambahan, pengetahuan, dan peluang kolaborasi yang berharga.

3. Pendanaan yang tepat

Cari pendanaan eksternal melalui investor, lembaga keuangan, atau program akselerator. Persiapkan presentasi bisnis yang kuat dan jelas untuk meyakinkan investor tentang potensi keuntungan yang tinggi.

4. Melakukan uji coba 

Lakukan uji coba produk atau layanan Anda secara terus-menerus dan terima umpan balik dari pelanggan. Gunakan umpan balik ini untuk melakukan perbaikan dan iterasi agar produk atau layanan Anda semakin baik.

5. Tingkatkan efektivitas pemasaran 

Buat strategi pemasaran yang efektif untuk menjangkau target audiens Anda dan memperkenalkan produk atau layanan Anda ke pasar. Manfaatkan media sosial, kampanye digital, dan alat pemasaran lainnya untuk memperluas jangkauan bisnis Anda.

Di antara tips tersebut, Anda juga perlu memiliki manajemen risiko yang baik. Strategi pengelolaan risiko yang teratur dapat membantu Anda membuat keputusan yang tepat jika terjadi hal yang tidak diinginkan saat bisnis berjalan. 

Baca juga: Pengertian Break Even Point Untuk Bisnis Pemula

Perbedaan bisnis start up dan konvensional

Bagi Anda yang ingin mulai menjalankan bisnis, mungkin perlu pemahaman singkat tentang start up dan bisnis konvensional. Hal ini diperlukan agar Anda bisa mendirikan usaha sesuai dengan tujuan dan rencana yang Anda miliki saat ini. 

1. Model bisnis 

Bisnis konvensional umumnya mengadopsi model bisnis yang telah mapan dan teruji. Mereka cenderung mengoperasikan bisnis dengan cara yang sudah ada dan fokus pada pertumbuhan yang stabil. Di sisi lain, bisnis start up mencari inovasi dan menciptakan model bisnis yang baru dan disruptif. Mereka sering kali mengembangkan produk atau layanan yang belum ada sebelumnya dan berusaha untuk mengubah cara bisnis dilakukan.

2. Sumber daya dan pendanaan 

Bisnis konvensional umumnya memiliki akses yang lebih mudah ke sumber daya dan pendanaan. Mereka seringkali sudah memiliki modal yang cukup, jaringan yang mapan, dan reputasi yang baik. Sebaliknya, bisnis Start Up seringkali menghadapi keterbatasan sumber daya, termasuk dana, tenaga kerja, dan infrastruktur. Mereka perlu mencari pendanaan eksternal, seperti investor, modal ventura, atau program akselerator, untuk mendukung pertumbuhan mereka.

3. Budaya organisasi

Budaya organisasi dalam bisnis konvensional cenderung lebih formal dan terstruktur. Di sisi lain, bisnis Start Up sering mengadopsi budaya yang lebih kolaboratif, inovatif, dan fleksibel. Mereka mendorong kreativitas, pemecahan masalah, dan pendekatan yang adaptif dalam menghadapi tantangan bisnis.
Proses mengembangkan bisnis start up bukanlah hal yang mudah. Anda perlu fokus dengan strategi dan rencana bisnis dengan baik, tapi Anda juga perlu memastikan operasional dan administrasi usaha berjalan dengan lancar. Usaha.co.id memiliki layanan konsultan akuntansi dan perpajakan yang dapat meringankan beban bisnis Anda.

× Chat with us